Dunia ini sarat dengan perubahan. Tak ada satu hal pun di dunia ini yang akan bertahan untuk selamanya. Baju yang kita kenakan hari ini mungkin pernah menjadi baju favorit kita di waktu yang lalu, tetapi seiring dengan waktu, baju itu terlihat begitu biasa. Mobil kita yang ketika masih baru mungkin sering kita bangga-banggakan, tetapi lihatlah sekarang, kita kesal dengan mobil yang sudah mulai sering rawat inap di bengkel. Empat puluh tahun lalu mungkin kita termasuk gadis cantik yang jadi rebutan banyak orang, tetapi sekarang, siapa yang peduli pada nenek-nenek yang sudah renta ? Itulah kehidupan di dunia. Tak ada yang kekal. Tak ada yang bisa bertahan untuk selamanya. Hanya satu yang tetap kekal; kasih Tuhan! Tuhan mengasihi kita dengan kasih yang tidak pernah berubah. Tidak pernah berhenti. Tuhan mengasihi kita untuk selamanya. Saat kita berbuat dosa dan membutuhkan pengampunan Tuhan, ingatlah bahwa kasih-Nya kekal. Saat kita memasuki masa-masa sulit, ingatlah bahwa kasih Tuhan itu kekal. Jika di waktu lalu Tuhan pernah menolong kita dengan cara yang ajaib, tidak mustahil hari ini kita juga akan mengalami lagi pengalaman yang dahsyat bersama dengan Tuhan. Sebagaimana pemazmur menulis, “Kasih setia Tuhan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya” (Mazmur 103:17). Jika Tuhan mengasihi kita dengan kasih kekal, lalu bagaimana kita mengasihi Dia? Marilah kita mengasihi Tuhan semaksimal yang kita mampu, sebagaimana Tuhan sudah mengasihi kita semaksimal yang Dia mampu. Dalam situasi dan kondisi apa pun. BUKANKAH HIDUP KITA SUNGGUH TERJAMIN KARENA KASIH YANG KEKAL ADA DALAM HIDUP KITA? “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16)
Alasan Tuhan mengaruniakan anakNya Yesus adalah karena KasihNya akan dunia ini. Motivasi Tuhan menyelamatkan kita hanyalah karena kasihNya pada kita.
1. Manusia lebih berfokus pada kebutuhan dan bukan pada kehendak Tuhan. “Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yoh 4:34) Teori Maslow mengatakan, “Manusia mempunyai 9 kebutuhan yang tercukupi.” Tapi tidak satupun yang menyatakan pada kebutuhan akan Tuhan. Kasih akan Tuhan menyatakan kebutuhan kita akan Tuhan. “Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus” (Mat 1:24-25)
Yusuf memiliki pengorbanan yang luar biasa. Yusuf tetap menjaga kekudusan da menahan diri terhadap Maria sekalipun mereka sudah menikah untuk tujuan Kerajaan Allah yaitu kelahiran Tuhan Yesus. Jika hidup kita berfokus pada keinginan maka tidak akan pernah mengalami kepuasan dalam hidup.
Mengapa kehendak Tuhan berkaitan dengan makan?
A. Orang bisa lupa apa saja tapi tidak pernah lupa makan.
B. Siapa yang tidak melakukan kehendak Allah pasti mati
“Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan ini sedang lenyap dengan keinginannya, dari dunia. Dan dunia tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1Yoh 2:1617) Dunia sedang bergerak dalam masa kesukaran yang luar biasa seperti yang Alkitab menubuatkan tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup untuk selama-lamanya. Orang yang melakukan kehendak Tuhan akan segar setiap hari. Kebutuhan hidup tidak akan pernah memuaskan kehidupan kita tapi melakukan kehendak Tuhan maka kita akan dipuaskan.
2. Manusia lebih suka kepada hasil daripada proses Hidup adalah proses. Orang Majus bertemu dengan Tuhan Yesus ketika Yesus berusia 2 tahun. Orang Majus harus melewati perjalanan yang panjang untuk menemui Yesus. Perjalanan yang panjang membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga. Jangan hindari proses yang Tuhan beri karena dalam proseslah kita bertemu dengan Tuhan. “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan (Maz 119:71)
Tidak ada kemuliaan tanpa penderitaan. Latih firman Tuhan dalam hidup kita, karena firman Tuhan yang menjadikan kita kuat dalam menjalani proses. Nikmati setiap proses dari Tuhan karena Tuhan pasti akan menolong kita melewati setiap proses. Kasih itu terlaksana ketika kita berani menanggalkan kekuasaan dan kedudukan kita. Tuhan Yesus berani meninggalkan segala kehormatannya karena kasihNya pada manusia. Amien